BolaPedia – Perjalanan Arsenal di bawah asuhan Mikel Arteta memang menjanjikan. Namun, pertanyaan besar muncul: apakah performa terbaik The Gunners sudah tercapai? Dua musim terakhir menunjukkan titik maksimal tim London Utara, mengantarkan mereka bersaing ketat dengan Manchester City dalam perebutan gelar Premier League. Meski demikian, pertanyaan akan konsistensi dan kemampuan melampaui batas terus menghantui.
Arteta berhasil membungkam kritikus yang meragukan kemampuannya sejak kedatangannya pada Desember 2019. Piala FA menjadi bukti kesuksesan awal, namun dominasi di kancah domestik masih menjadi tantangan. Bersama Edu Gaspar, Arteta membangun ulang skuad Arsenal, mendatangkan pemain-pemain kunci dan meningkatkan performa tim secara signifikan. Mereka kembali disegani, namun tantangan besar masih ada di depan mata.
Dua musim terakhir menunjukkan peningkatan pesat. Arsenal, yang awalnya diprediksi hanya akan bermain di Liga Champions, berhasil bersaing sengit memperebutkan gelar juara. Namun, faktor cedera pemain dan mentalitas yang belum sepenuhnya matang menjadi penghambat. Kehilangan pemain kunci seperti Martin Odegaard, Ricardo Calafiori, dan Bukayo Saka membuat Arsenal kesulitan menemukan pengganti yang sepadan. Pertanyaan pun muncul: apa yang telah dilakukan Arsenal selama tiga musim panas terakhir untuk mengatasi masalah kedalaman skuad ini?
Performa Arsenal saat melawan tim-tim besar juga masih menjadi catatan. Mereka seringkali tampil inferior, terlihat kesulitan mengembangkan permainan menyerang dan lebih fokus bertahan. Bahkan saat Manchester City dan Liverpool tampil kurang optimal, Arsenal gagal memanfaatkan kesempatan untuk melesat jauh. Situasi ini menimbulkan kekhawatiran, bahkan mengancam posisi Arteta di kursi kepelatihan.
Jika kegagalan berlanjut, Arteta bisa saja kehilangan pekerjaannya. Investasi besar yang telah dikeluarkan Arsenal untuk membangun tim guna menghentikan dominasi City akan menjadi sia-sia. Meskipun perebutan gelar masih berlangsung, konsistensi Arsenal hingga akhir musim masih diragukan, mengingat kegagalan mereka di momen-momen krusial dalam dua musim terakhir. Apakah Arsenal dan Arteta hanya akan menjadi tim papan atas tanpa ambisi juara? Ataukah mereka mampu melampaui batas dan meraih gelar juara? Waktu yang akan menjawabnya.