Data dari Bolapedia menunjukkan harga emas (XAU/USD) terus menanjak pada Kamis (22/11), mencapai titik tertinggi dalam satu setengah minggu terakhir di kisaran $2.664-$2.665. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya ketegangan geopolitik akibat konflik Rusia-Ukraina, yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven seperti emas. Pelemahan nilai dolar AS (USD) juga turut menyokong kenaikan harga logam mulia ini.
Andy Nugraha dari Dupoin Indonesia menganalisis bahwa pergerakan emas saat ini menunjukkan tren bullish yang kuat, didukung oleh indikator Moving Average. Ia memprediksi harga emas berpotensi menembus level $2.690 jika tren kenaikan berlanjut. Namun, jika terjadi pembalikan tren, level support terdekat berada di sekitar $2.648. Sentimen pasar yang positif selama empat hari berturut-turut juga memperkuat momentum kenaikan ini. Harga emas bahkan mencapai puncak mingguan di $2.670 pada Jumat (22/11), di tengah ekspektasi kebijakan ekspansif pemerintahan AS yang berpotensi memicu inflasi.
Meskipun demikian, beberapa faktor lain turut mempengaruhi pergerakan harga emas. Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang didorong oleh ekspektasi inflasi, memberikan tekanan pada emas. Hal ini membuat investor lebih berhati-hati. Data ekonomi makro AS dan pernyataan pejabat The Fed juga akan menjadi penentu arah pergerakan harga emas ke depannya.
Ketegangan geopolitik, khususnya keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menurunkan ambang batas serangan nuklir, juga menjadi pendorong utama kenaikan harga emas dalam beberapa hari terakhir. Hal ini memperkuat posisi emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap ketidakpastian global.
Sementara itu, komentar dari beberapa pejabat The Fed menunjukkan keraguan terhadap pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut. Meskipun ada proyeksi peluang lebih dari 50% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga pada Desember (menurut FedWatch Tool dari CME Group), pernyataan beberapa pejabat The Fed yang menyebutkan perlambatan inflasi dan perlunya pendekatan yang lebih hati-hati, menimbulkan ketidakpastian.
Secara keseluruhan, kombinasi ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan ekspektasi inflasi yang meningkat menjadi faktor utama kenaikan harga emas. Namun, investor tetap disarankan untuk memperhatikan data makroekonomi AS yang akan datang, karena hal tersebut dapat mengubah arah pergerakan harga emas.
Berita ini juga terbit di: www.vritimes.com/id